Selamat Datang!

Salam Blog ini berisi pengalaman atau perjalanan dimana kami terlibat atau ikut serta ketika ada acara di kantor atau acara sekitar keluarga. Hanya berbagai saja, barang kali ada manfaatnya bagi pembaca. Trimakasih GBU

Tuesday, October 10, 2006

Disappointed


I was disappointed because of the brother of my girlfriend. He's so angry with me when he saw I'm kissing her sister. I do not know why he had done it. In fact, our relationship have been about 1 year. I'm so disappointed. I'm s sorry. May be I have to leave her sister if he would apologize to me

Thursday, August 10, 2006

BUNDA MARIA DALAM KALENDER KATOLIK

BUNDA MARIA
DALAM KALENDER LITURGI KATOLIK

Oleh: Kasmirus Jumat, SMM*
(Dikutip dari Majalah Liturgi- Sumber dan Puncak Kehidupan Vol 17 – 2006, Mei – Juni) – Penerbit Komisi Liturgi KWI)

Penghormatan kepada Bunda Maria pada dasarnya sudah ada sejak zaman Gereja Perdana. Namun, karena suasana penganiayaan dan perlawanan yang kuta terhadap penyebaran agama Kristen pada masa itu tidak memungkinkan umat Gereja Perdana untuk memberikan penghormatan, seperti yang kita adakan dewasa ini. Namun, bagaimanapun juga, penghormatan kepada Bunda Maria sudah ada dalam liturgu, bahkan sejak sebelum Konsili Efesus.

Kita tahu bahwa para penulis besar dari abad pertama seperti St. Ignatius dari Antiokhia, St. Yustinus Martir, St. Ireneus, dan lain-lain telah menulis dan mengakui bahwa Maria adalah Perawan dan Bunda Allah. Setelah Konsili Nicea (325 CE), tulisan-tulisan tentang Bunda Maria semakin bekembang, bukan hanya di Gereja Timur melainkan jugadi Gereja Barat. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kontroversi tentang Kristus sebagai Allah yang secara tidak langsung berhubungan dengan Maria sebagai Bunda Allah.

Perkembangan akan cinta dan devosi kepada Kristus dan BundaNya memberikan Maria tempat yang istimewa dalam liturgi dan dalam hal ini semakin nyata setelah Konsili Efesus. Namun kapan persisnya devosi kepada Maria dimasukkan dalam liturgi Gereja, tidak dapat diketahui dengan pasti.

Dalam makalah ini, kami hanya membatasi pada perayaan-perayaan Maria dalam Liturgi Gereja Katolik Roma serta asal usul perayaan tersebut. Berbagai perayaan Maria dirayakan secara universal dan dicantumkan secara resmi dalam kalender Liturgi Gereja Katolik Roma. Perayaan-perayaan itu dibeda-bedakan sesuai tingkatnya, ada setingkat Hari Raya (Sollemnitas), Hari Pesta (Festum), dan Peringatan (Memoria). Hari-hari peringatan pun dibagi dalam kategori wajib, fakultatif, dan peringatan khusus.

Perayaan-perayaan yang setingkat Hari Raya (Sollemnitas)
Perayaan-perayaan setingkat Hari Raya (Sollemnitas) dirayakan seperti hari Minggu. Dalam ibadat Harian (Officium Diffinum), perayaan pada tingkat ini dimulai pada sore hari sebelum hari raya yang bersangkutan, yang dikenal dengan istilah Ibadat Sore Pertama. Dengan demikian, perayaan Ekaristi yang diadakan sore hari ini dapat menggantikan misa pada hari berikutnya.
Dalam Kalender Liturgi Gereja Katolik, terdapat empat perayaan Maria yang setingkat hari Raya.

1. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah
Perayaan ini dirayakan pada tanggal 1 Januari. Pengakuan akan kebundaallahan Maria merupakan unsur sentral dalam penghormatan umat Katolik terhadap Bunda Maria. Dasar pengakuan ini terutama Kitab Suci yang menyebutkan bahwa Yesus dilahirkan dari Santa Perawan Maria. Kalau kita mengakui Yesus sebagai Allah, maka kita pun mengakui Maria sebagai Bunda Allah.

Sekitar tahun 430, Nestorius memberikan ajaran bahwa Maria hanyalah Christotokos dan bukannya Theotokos. Dengan memberi gelar Christotokos, Nestorius mau mengatakan bahwa Yesus itu hanyalah Kristus, manusia yang terurapi dan bukan Allah. Dengan demikian, Maria hanyalah Bunda Kristus dan bukannya Bunda Allah. Ajaran sesat Nestorius terkenal dengan sebutan Nestorianisme. Aliran Nestorianisme ditentang keras oleh Konsili Efesus (431). Konsili menegaskan bahwa Maria itu Bunda Allah, Theotokos, karena dia melahirkan Allah.

2. Hari Raya Kabar Sukacita
Dasar biblis perayaan ini adalah kunjungan Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria (Luk 1:26-38). Dalam kunjungan itu Malaikat Allah meminta kesediaan Maria untuk menjadi ibu bagi Putera Allah yang Mahatinggi. Peristiwa ini menjadi awal sejarah kekristenan dan atas kesediaan Maria, maka Allah menjelma menjadi manusia.
Santo Louis-Marie de Monfort (1673-1716) mengatakan bahwa Hari Raya Kabar Sukacita merupakan cikal bakal kehadiran Gereja. Bertitik tolak dari ajaran yang mengatakan bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus dalamnya Yesus berperan sebagai kepalanya, St. Monfort berpandangan bahwa seorang ibu tidak mungkin hanya mengandung kepala tanpa tubuh.

Dengan demikian, penyerahan Gereja kepada Bunda maria, bukan dimulai pada peristiwa di kaki salib ketika murid yang dikasihi Yesus diserahkan kepada Maria dan sebaliknya (Yoh 19:25-27), melainkan pada saat Maria dipercayakan untuk mengandung Putera Allah (Luk1:28-38). Pesta ini dirayakan pada tanggal 25 Maret, tepat sembilan bulan sebelum kelahiran Yesus (Perayaan natal).

3. Hari Raya Santa Perawan Diangkat ke Surga
Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 Agustus, berdasarkan dogma yang dikeluarkan oleh Pius XII tanggal 15 agustus 1950. Ini merupakan dogma yang paling banyak menimbulkan kontroversi. Keyakinan dan khotbah-khotbah tentang pengangkatan Bunda Maria ke surga sudah dimulai sejak abad ke-6. Namun sebagai dogma, baru dipromulgasikan oleh Paus Pius XII.

Gereja meyakini bahwa Bunda Maria, yang secara istimewa dipersiapkan Allah menjadi tempat kediaman PuteraNya, yang telah menjalani hidup dengan kesucian yang luar biasa, pada akhir hidupnya pasti mendapatkan keistimewaan dari Allah. Kalau sekedar mengatakan bahwa Maria dikandung secara istimewa, menjalani hidup secara istimewa dan mendapatkan pahala abadi secara istimewa, sebenarnya tidak mengalami kesulitan. Tetapi yang menjadi kontroversi adalah pernyataan bahwa Bunda Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan badan. Surga bukanlah locus, jadi bagaimana mungkin ada tempat untuk badan yang berbentuk materi?
Ajaran yang mengatakan bahwa Bunda Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan badan merupakan suatu ungkapan dan keyakinan iman. Manusia kehabisan kata-kata untuk bisa menjelaskan dan mengungkapkan penghormatan dan penghargaannya atas keistimewaan Maria itu.

4. Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
Perayaan ini jatuh pada tanggal 8 Desember karena berdasarkan pada dogma yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX tanggal 8 Desember 1854. Dikatakan bahwa Bunda Maria sejak dikandung ibunya, tidak ternoda oleh dosa asal. Hal ini merupakan berkat rahmat dan keistimewaan yang secara khusus diberikan Allah karena dia dipersiapkan untuk menyambut Sabda Allah yang menjelma.
Dalam Bula Ineffabilis Deus Paus Pius IX mendefinisikan dogma Maria dikandung Tanpa Noda demikian:
“Santa Perawan maria, sejak saat pertama ia dikandung, oleh rahmat dan karunia yang istimewa dari Allah yang Mahakuasa, demi jasa-jasa Yesus Kristus, penyelamat bangsa manusia, tetap terjaga, luput dari segala noda dosa asal”.
Gereja percaya bahwa Allah menyiapkan suatu wadah yang pantas, yang khusus dan tak bercela. Suatu tempat yang layak bagi kediaman PuteraNya. Dan Marialah yang dipilih Allah untuk menjadi wadah tersebut, sehingga sejak dikandung, Maria tidak terjangkit dosa asal.

Perayaan-Perayaan yang setingkat Hari Raya (Festum)

1. Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elizabeth
Pesta ini dirayakan untuk mengenang kunjungan Maria kepada saudaranya Elizabeth di Ain Karim. Ain Karim adalah sebuah kota di Yehuda (di sebelah barat Yerusalem) yang berjarak kira-kira 10 km dari Yerusalem dan menurut tradisi merupakan tempat tinggal keluarga Imam Zakaria. Maria tinggal di sana selama tiga bulan (bdk. Luk 1:39-56). Pesta ini dirayakan tanggal 31 Mei.

2. Pesta kelahiran Santa Perawan Maria
Kita tidak mempunyai informasi biblis dan historis tentang kapan dan di mana Bunda Maria dilahirkan. Penyebutan nama Yoakim dan Ana sebagai orangtuanya pun hanyalah berdasarkan tradisi dan Injil Apokrief (Apokrief adalah buku-buku yang sering kali penuh legenda dan merupakan jiplakan dari kitab-kitab asli yang termasuk Kitab Suci, biasanya dibubuhi nama seorang tokoh Perjanjian Lama atau seorang Rasul sebagai pengarangnya).

Perayan ini berawal dari tradisi Gereja Timur dan mulai berkembang di Gereja Barat sejak abad kelima. Hari kelahiran Bunda Maria dirayakan Gereja Katolik tanggal 8 Sepetember.

Perayaan-Perayaan yang setingkat Peringatan (Memoria)

1. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu
Setelah diangkat ke surga dengan jiwa dan badannya, Bunda Maria dinobatkan sebagai Ratu. Peringatan ini dirayakan tujuh hari setelah Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga, yaitu tanggal 22 Agustus. Apakah Bala malaikat di surga memerlukan tujuh waktu hari untuk mempersiapkan upacara penobatan Maria sebagai Ratu? Ini juga merupakan ungkapan iman yang tidak bisa lagi dijelaskan secara logis dan kronologis. Gereja kehabisan kosa kata untuk mengungkapkan penghargaannya atas keistimewaan Bunda Maria.

2. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
Kehidupan Bunda Maria tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Yesus. Setelah merayakan Pesta Salib Suci, Gereja memperingati kedukaan Maria yang antara lain karena penyaliban Puteranya. Maka peringatan ini dirayakan tanggal 15 September. Peringatan ini mulai dirayakan tahun 1668 dan ditetapkan sebagai perayaan untuk seluruh Gereja oleh Paus Pius VII tahun 1814 untuk mengenang penderitaan yang dialaminya dalam masa pembuangan di Prancis.
Peringatan Bunda Maria Berdukacita dikenal juga “Tujuh Kedukaan Maria”. Ada begitu banyak kejadian dalam kehidupan Bunda Maria yang menggambarkan penderitaannya, namun Gereja menyebut tujuh yang lazim, yaitu nubuat Simeon tentang suatu pedang yang akan menembus jiwanya, pengungsian ke Mesir, Yesus hilang di Bait Allah pada umur 12 tahun, Yesus ditangkap dan diadili, Yesus disalibkan dan wafat, Yesus diturunkan dari salib dan Yesus dimakamkan.

3. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario
Pada abad-abad pertama, peringatan maria selalu dikaitkan dengan kehidupan Bunda Maria, namun sejak abad ke-12 Gereja menambah perayaan Maria yang berkaitan dengan kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupan menggereja. Misalnya Peringatan “Maria Ratu Rosario’ yang jatuh pada tanggal 7 Oktober. Peringatan ini dirayakan untuk mengenang kemenangan pasukan Katolik dalam perang Lepanto pada abad 15. Kemenangan ini diyakini karena umat berdoa rosario. Tahun 1571 Paus Pius V menetapkan peringatan ini sebagai perayaan syukur dan tahun 1716 Paus Clement XI menetapkannya sebagai perayaan untuk seluruh Gereja.

4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

Persembahan Maria ke Kenisah juga tidak mempunyai informasi biblis, selain bersumber pada tradisi Injil Apokrief. Dalam hal ini Gereja boleh mengakui keunggulan Al Quran yang memberikan informasi agak yang agak memadai tentang masa kecil Maria (bdk. Q 4 atau Sura Al Imran dan Q19 atau Sura Al Maryam), termasuk persembahannya ke Kenisah. Peringatan Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah ini berawal dari tahun 543 untuk mengenang pemberkatan Gereja Bunda Maria di Yerusalem. Tahun 1585 perayaan ini dimasukkan dalam Kalender Liturgi Gereja Barat dan sekarang dirayakan sebagai pengakuan akan Bunda Maria yang merupakan kenisah di mana Allah (Putera) berdiam. Gereja merayakan peringatan ini tanggal 21 November.

Masih ada banyak peringatan lain yang dirayakan dalam liturgi Gereja Katolik baik yang bersifat fakultatif maupun secara khusus dirayakan oleh kelompok atau tarekat religius tertentu.
* Kasmirus Jumat, SMM, Imam biarawan Serikat Maria Monfortan, Studi Teologi Dogmatik, khususnya memperdalam Mariologi di Universitas Santo Thomas, Manila- Filipina

Monday, May 08, 2006

KELOMPOK PERUSAK DAN PEMBELA INDONESIA

KELOMPOK PERUSAK DAN PEMBELA INDONESIA
Secara garis besar, warga negara Indonesia pada jaman pasca reformasi dapat dibagi menjadi tiga kategori besar. Kelompok pertama adalah kemlompok front pembela Indonesia, kelompok kedua adalah kelompok perusak Indonesia. Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok opprtunis Indonesia.
Front Pembela Indonesia
Kelompok front pembela Indonesia. Betapa banyak insan yang dapat disebut front pembela Indonesia. Di sini antara lain boleh disebutkan almarhum Nuscholish Madjid (Cak Nur), Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Azumardy Azra, Ulil Abshar Abda’la, Romo Franz Magnis-Suseno, Romo Benny Susetyo dan mereka-mereka yang berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Repunlik Indonesia (NKRI), Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Mereka sungguh-sungguh menghidupkan, memajukan dan melakukan penyadaran paham keindonesiaan yang hidup dalam kebersamaan.
Front Perusak Indonesia
Kelompok kedua yaitu kelompok fron perusan Indonesia. Mereka disebut perusak karena berusaha memecah-belah NKRI, mengganti Pancasila dengan paham agama tertentu dan UUD 1945 dengan hukum agama tertentu. Mereka seringkali berpura-pura Pancasilais, namun sebenarnya mereka bersembunyi di balik Pancasila demi memperjuangkan pahamnya yang sektarian, padahal mereka tidak memahami filosofi bangsa Indonesia. Berbagai contoh usaha mereka adalah memperalat SKB Menag dan Mendagri 1969 dan revisinya (No.8/9 Tahun 2006) untuk mempersulit pembangunan tempat beribadah atau untuk menutup rumah tempat ibadah. Mereka juga mendesak pengesahan Rencana Undang-undang Antipornografi dan Pornoaksi dan Peraturan Daerah tentang Pelacuran sebagai alat untuk menindas orang lain dan yang mungkin bisa mendapatkan keuntungan pribadi.
Kelompok Opportunis Indonesia
Kelompok ketiga adalah kelompok opportunis Indonesia. Kelompok ini merupakan insan-insan yang tidak peduli nasib Indonesia. Mereka tidak peduli nasib keindonesian, paham kebangsaan, Pancasila dan UUD 1945. Yang penting bagi mereka adalah mencari kesempatan untuk memperoleh keuntungan baik secara material maupun non material seperti mencari keuntungan bagi kelompok atau partainya. Mereka inilah yang kerap melakukan korupsi waktu, uang dan suara masyarakat. Bila mereka berada dalam kesulitan dalam mencapai tujuannya, mereka akan pandai menjadi bunglon, berganti rupa sesuai dengan pakaian kelompok yang mereka masuki. Mereka adalah insan-insan koruptor, mafia peradilan dan penindas rakyat.

Kelompok yang menjadi masalah bagi masa depan Indonesia adalah kelompok front perusak Indonesia dan kelompok opportunis Indonesia. Jika mereka tidak diberi pencerahan ditertibkan secara hukum maka bisa jadi Indonesia tidak akan maju dan selalu “dijajah” bangsa asing serta Indonesia akan hancur dan mati pelan-pelan.

Untuk menyelamatkan Indonesia, maka yang perlu jadi bahan permenungan bersama adalah mencari kebijaksanaan sejati tentang bagaimana Indonesia yang mejemuk (multikultural) bisa hidup bersama dalam damai sambil mengejar kesejahteraan bersama. Kebijaksanaan sejati itu adalah memahami dan membela nilai-nilai universal eksistensi kemanusiaan antara saya dengan orang lain. “Aku” dan “engkau” harus menjadi “kita” hidup bersama dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pormadi Simbolon, anggota front pembela Indonesia

INSAN-INSAN PEMBACA BUKU DIBUTUHKAN

INSAN-INSAN PEMBACA BUKU DIBUTUHKAN

Begitu banyak bacaan yang ada pada buku, internet, koran dan media cetak lainnya untuk dibaca, namun begitu banyak pula tidak sempat, malas atau tidak berminat membacanya dengan alasan masing-masing. Ketika hal ini terjadi, saat itulah dibutuhkan insa-insan yang rajin dan tekun membaca dan lalu membagi-bagikan pengetahuannya. Sebab tidak mungkin semua orang punya minat dan pergumulan yang sama.

*Catatan harian Pormadi Simbolon

Tuesday, April 11, 2006

Mencari Inspirasi Follow-Up

hari ini, Selasa, 11 April 2006

Inspirasi atau ilham untuk menulis suatu tema atau topik kadang sulit dicari atau didapat. Namun kalau kita menyediakan sedikit waktu untuk mengheningkan diri, membuka-buka buku, koran atau majalah maka inspirasi akan bermunculan.

Tiga hari yang lalu hingga hari ini kucoba mencari inspirasi, namun belum kutemukan. Tetapi pada hari ini kucoba mengheningkan diri sejenak dan membaca koran, buku dan majalah di kantorku ternyata inspirasi itu muncul.

Inspirasi itu perlu dicatat dan dengan diolah dengan segera agar tidak cepat lupa.

Segitu dulu catatan harianku hari ini.

Thursday, March 23, 2006

Hidup Ini Sementara

Hidup kita hanya sekali,
maka mari kita syukuri,
kita pergunakan sebaik-baiknya demi kemuliaan Sang Pencipta,
kita abdikan bagi masyarakat, keluarga, diri sendiri dan bangsa.

Jika kita tidak bersyukur,
maka kita tidak tahu berterima kasih kepada Sang Pencipta,
makna dan nilai hidup kita menjadi tidak manusiawi,
arah hidup kita tidak jelas....
hampa dan kacau....


Salam,
Pormadi Simbolon

Wednesday, March 22, 2006

Belajar Perancis

  • FRANÇAIS – CAMPUS 1
    Du Sept 04 au Fev 05

    1. Se présenter:
    Bonjour! Vous vous appelez comment?
    Je suis Roberto Blanco
    Je suis italien

    2. Dire si on comprend:
    Ici, c’est l’avenue des Champs-Élysées
    Je comprends le français
    Je ne comprends pas
    Il ne parle pas français

    3. Présenter une personne:
    Qui est-ce?
    C’est un étudiant?
    No, ce n’est pas un étudiant?
    C’est Luc Petit. Il est professeur de français.
    Vous connaissez …
    … un chanteur espagnol?
    … des chanteurs anglais?
    … une chanteuse italienne?
    … des chanteuses françaises?

    4. Nommer les choses/ pour préciser:
    Qu’est-ce que c’est?
    C’est un film ® un film de Hitchock ® le film “Les Oiseaux”
    C’est une rue ® une rue de Paris ® la rue de Rivoli
    Ce sont des amis ® des amis de Maria ® les amis espagnols de Maria
    Le livre …
    … de Pierre
    … du professeur (du=de+le)
    … de la comédienne
    … de l’étudiant
    … des étudiants

    4. Savoir vivre ®rencontre
    Salut!
    Salut!
    Ça va?
    Oui, Ça va … Salut! À bientôt!
    Au revoir!

    5. Masculin ou Féminin
    Masculin:
    Le soleil et les nuages
    Les arbres
    Les jours
    Les mois
    Les saisons
    Le langues

    Féminin:
    La lune et les étoiles
    Les fleurs
    Les îles (la Corse)
    Les sciences

    6. Donner des informations sur une personne:
    Vous connaissez Dominique Marie?
    Est-ce que vous …
    Quel est votre nom? Maríe
    Quel est votre prénom? Dominique
    Quelle rue vous habitez? 14, rue Sainte-Catherine – 69000, Lyon
    Quel est votre âge?/ Vous avez quel âge? J’ai 30 ans.
    Quelle est votre nationalité?
    Quelle est votre adresse?
    Quelle votre profession?
    Quel est votre numéro de téléphone?
    Quelle est votre situation de famille? Je suis célibataire/ fiancé (e)/ marié(e)
    Est-ce que vous avez des enfants?
    Quel est votre téléphone?

    7. Demander:
    Je voudrais un guide de Paris
    Je cherche un guide de Paris.
    Je voudrais visiter le musée le d’art moderne.

    8. La négation:
    Il y a une piscine dans l’hôtel?
    Vous avez des cartes postales?
    Non, je n’ai pas de cartes postales.
    Il n’y a pas de piscine.

    9. Exprimer ses préférence:
    Le nouveau livre de Paolo Coelho?
    J’aime bien/ j’aime beaucoup/ J’adore?
    Je deteste/ je n’aime pas beaucoup/ J’aime bien, mais je préfère … / Je n’aime pas du tout.
    Qu’est-ce que vous préférez: le footbal ou le basket? Le football/ le basket.

    10. Parler de son travail:
    Qu’est-ce que vous faites dans la vie? Je suis secrétaire
    Vous travaillez? Je travaille dans une bangue.
    Quelle est votre profession?
    Quel est votre métier?

    11. Parler de ses activités:
    Faire du sport
    Faire du football,
    Du vélo, du du tennis, du jogging
    Faire de la natation, de la gymnastique
    Faire de la musique, de la peinture
    Aller voir un film, une exposition

    12. Parler de son pays, de sa ville:
    Je m’appelle Wolfgang
    J’ai 20 ans. Je suis étudiant
    J’habite sur une île du pacifique, dans un petit village
    J’étudie l’environement

    13. La conjugaison des verbes:
    Je parle
    Tu parles
    Il/ elle/ on parle
    Nous parlons
    Vous parlez
    Ils/ Elles parlent

    14. Dire la date:
    Quand il va à Paris?
    Elle est née en quelle année?
    Quel mois?
    Quel jour?
    Quelle est la date de …?
    Quelle est votre date de naissance?
    Il est né… en 1975
    en juin (au mois de juin)
    le (lundi) 24 juin
    en été (en automne
    au XX e siécle

    15. Dire l’heure:
    Quelle heure est il?
    Il est (c’est) quelle heure?
    Il est huit heures (du matin)
    Il est…. 12 (midi)
    12.45 (une heure moins le quart)
    13.00 (une heure de l’aprés midi)
    18.00 (six heures du soir)

    16. Donner des informations sur un emploi du temps:
    Je pars pour Rome à 8 h 45/
    Je pars de Paris
    J’arrive à Rome à 10 h
    Je viens de France
    J’arrive de Paris.

    17. Proposer, accepter et refuser:
    * proposer: Vous voulez un café??
    Vous voulez venir chez moi?

    * accepter: Oui je peux venir. C’est possible.

    * refuser: Désolée, je suis trés occupée. Je dois travailler.
    Excusez-moi, je suis malade. Je dois aller chez médcin.

    18. Interroger, répondre/ proposition:
    Vous connaissez M. Jourdan?
    Est-ce que vous connaissez M. Jourdan?
    Connaissez-vous M. Jourdan?
    Patrick, connaît-il Julie?
    Ne connaissez-vous pas M. Jourdans?
    Patrick ne connaît-il pas M. Jourdan?
    Qui êtes-vous?
    Que faites-vous?
    Vous faites quoi?
    Quand…Où … comment partez-vous?
    * Vous aimez l’opéra? Oui
    Non
    Moi aussi
    Moi non plus et lui non plus.
    * Vous n’aimez pas la musique? Si
    Non

    19. Faire un programme d’activité:
    Le future Proche: aller + V. inf.
    Demain, je vais partir en vacances.
    En 2010, nous allons habiter à Tahiti.
    Le 3 Juillet, il va avoir 20 ans.

    20. S’orienter:
    Pardon, pour aller à ….?
    Nice, c’est loin? C’est à 30 km.
    C’est par là? C’est loin (de)/ pres (de)
    Aller tout droit ®
    Continuer jusqu’à la gare ®
    * Tourner à gauche/ à droite ¾¾­ ¾ ¯
    Prendre la deuxiéme rue à gauche. = ­ = ­
    Traverser: =I«I=
    Suivre la flèche (f, arrow)

    20. Situer:
    Sous, prép. Under * entre, between
    En face * devant
    Derrière, behind * à côte, di samping
    Nord-Sud; Ouest-Est ….) * autour de, di sekeliling

    21. Se loger:
    J’habite dans un appartement

    22. Exposition la possession:
    C’est le livre de Pierre
    C’est son livre
    Ce livre est à lui

    23. Connaître les rytmes de vie:
    se réveiller/ se lever
    se laver, faire sa toilette, prendre une douche, un bain/ s’habiller
    prendre son petit déjeuner/ se préparer
    partir au travail/ déjeuner
    travailler/ se promener
    faire des course, dîner/ se reposer
    se coucher/ avoir sommeil

    23. Donner un ordre:
    L’imperatif:
    - Prends ce livre! ne parle pas!
    - Prenons ce livre! ne prlons pas!
    - Prenez ce livre! ne parlez pas!

    Il faut (dari falloir = devoir) + il faut + V.inf & il faut + nom
    - Il faut un bon dictionaire
    - Il faut se lever tôt
    - Il faut être à l’heure


    24. LE PASSÉ COMPOSÉ

    Ê CAS GÉNERAL

    Formé: s + avoir + participe passé

    Ex.:
    1. Hier, j’ai regardé le fetival de musique.
    2. La semaine derniére, tu as téléphoné a ton amie.


    NB:
    V. Inf. regarder ® regardé
    chercher ® cherché
    téléphoner ® téléphoné
    prendre ® pris
    attendre ® attendu
    voir ® vu
    faire ® fait
    lire ® lu
    comprendre ® compris
    apprendre ® appris
    savoir ® su
    être ® été
    avoir ® eu
    finir ® fini

    La negation:
    (+) J’ai compris
    (-) Je n’ai pas compris
    (?) Est-ce que tu as compris?
    As-tu compris?
    Tu as compris?

    (+) J’ai regardé le festival de musique.
    (-) Je n’ai regardé pas le festival de musique.

    Ë AVEC DES VERBES DE MOUVEMENT (formé avec être)
    Il y a 14 verbes.
    1. aller
    2. arriver
    3. descendre
    4. entrer
    5. monter
    6. mourir
    7. naître
    8. partir
    9. passer
    10. rester
    11. retourner
    12. sortir
    13. tomber
    14. venir


    Formé:
    s + être + p. passé

    Ex.
    1. Pierre, il est parti pour Paris
    2. Patricia,elle est partie pour Paris.
    3. Pierre et Patricia, ils sont partis pour Paris.
    4. Patricia et Céline, elles sont parties pour Paris.

    NB:
    1. avec être ® verb p.passé disesuaikan dengan sujet dalam hal genus dan numeral.
    2. avec avoir ® p.passé tidak mengikuti sujet dalam hal genus dan numerus.



    Ì AVEC DES VERBES PRONOMINAUX: s + se + être + p.passé
    Ex.
    · Elle s’est levée à 5 h
    · Je me suis couché(e) à 22 h.

    24. Qu’est-ce que vous avez faites hier/ ce matin?
    Je me suis levé à 6 h
    J’ai pris le petit dejeuner à 6.30 h
    Je suis parti au travaille à 7 h.

    Contoh2 lain:
    Enfin nous sommes en Turqie. Quel beau pays!
    Nous sommes arrivés à Istanbul le 25.
    Nous avons visité la ville.
    Puis nous avons loué une voiture et

Hello semua, dear all, salut tout le monde, horasss

Hallo, semua, salut tout le monde, welcome, Horas...

Saya Pormadi Simbolon
Tinggal di Jakarta

Aku coba buat kisah hidup harianku sebagai bentuk curahan hati tentang hidup dan aneka persoalan hidup kemanusiaanku, eksistensiku... dan lain sebagainya.

my photos


A part of my family

A part of my family